Rabu, 13 April 2016

Emulsi



BAB I
PEBDAHULUAN
A.      Latar Belakang
            Sediaan emulsi selain dikenal sebagai sediaan cair juga dapat berupa sediaan setengah padat. Penggunaan sediaan ini pada saat ini makin populer karena dapat digunakan untuk pemakaian dalam maupun untuk pemakaian luar. Emulsi merupakan suatu sistem dua fase yang terdiri dari dua cairan yang tidak mau bercampur, dimana cairan yang lain dalam bentuk butir-butir halus karena distabilakan oleh komponen ketiga yaitu emulgator. Dalam pembuatan suatu emulsi, pemilihan emulgator merupakan faktor yang penting untuk diperhatikan karena mutu dan kestabilan suatu emulsi banyak dipengaruhi oleh emulgator yang digunakan.
            Metode yang dapat digunakan untuk menilai efisiensi emulgator yang ditambahkan adalah metode HLB (Hydrophhilic-lipophilic Balance). Akan tetapi dalam kenyataannya, jarang sekali ditemukan HLB dengan harga yang persia dibutuhkan oleh semua emulsi. Oleh karena itu, sering digunakan emulgator kembinasi dengan harga HLB rendah dan harga HLB tinggi. Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawah, distabilkan dengan zat pengemulsi atau serfaktan yang cocok. Emulsi merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak tercampur, biasanya air dan minyak, dimana cairan yang satu terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang lain.  Dalam praktikum ini akan dilakukan percobaan dengan pembuatan suatu emulsi dengan menggunakan kombinasi emulgator dengan perbandingan beberapa emulsi yamg dibuat stabil.

B.       Tujuan Praktikum
1.      Mengamati pengaruh perbedaan kosentrasi emulgator sintesis (sistem HLB) terhadap karakteristik dan stabilitas fisik sediaan emulsi.
2.      Mengamati pengaruh penambahan bahan pengental terhadap karakteristik fisik emulsi yang dibuat dengan emulgator sistem HLB.
3.      Mengevaluasi ketidak stabilan suatu emulsi.
4.      Mengetahui cara pembuatan emulsi.
















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.      Dasar Teori
            Emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan lain dalam bentuk tetesan kecil ( Farmakope Indonesi Edisi IV 1995 hal 6).
            Emulsi adalah suatu sistem dispersi dimana fase terdispersi terdiri dari bulatan-bulatan kecil zat cair yang terdistribusi keseluruh pembawah yang tidak tercampur (Howard Ansel, pengantar bentuk sediaan farmasi hal 376).
            Dalam batasan emulsi, fase terdispersi, dianggap sebagai fase dalam dan medium dispersinya sebagai fase luar atau fase kontinu. Emulsi yang mempunyai fase dalam minyak dan fase luar air disebut emulsi minyak dalam air dan biasanya diberi tanda sebagai tanda emulsi “M/A”. Sebaliknya emulsi yang mempunyai fase dalam air dan fase luar minyak disebut emulsi air dalam minyak dan dikenal sebagai emulsi “A/M” (Leon, 1994).
            Secara farmasetik, proses emulsifikasi memungkinkan ahli farmasi dapat membuat  suatu proses yang stabil dan rata dari campuran dua cairan yang saling tidak tercampur. Untuk emulsi yang diberikan secara oral, tipe emulsi minyak dalam air memungkinkan pemberian obat yang harus dimakan tersebut mempunyai rasa yang lebih enak walaupun yang diberikan tidak enak, dengan menambahkan pemanis dan memberi rasa pada pembawah air sehingga dimakan dan ditelan sampai kelambung. Emulsi cair dapat digunakan secara bermacam-macam seperti oral, topikal atau parenteral (Ainley dan Paul, 1994).
            Umumnya zat aktif permukaan itu mempunyai harga HLB yang ditetapkan 3 sampai 6, yang menghasilkan emulsi air dalam minyak, sedangkan zat-zat yang mempunyai harga HLB antara 8 sampai 18 menghasilkan emulsi minyak dalam air. Dalam suatu sisten HLB, harga HLb juga ditetapkan untuk minyak-minyak dari zat-zat yang seperti minyak. Dengan menggunakan dasr HLB dalam penyimpanan suatu emulsi, dapat dipilih emulsi zat pengemulsi yang mempunyai harga HLB sama atau hampir sama sebagai fase minyak dari emulsi yang dimaksud (Howard C. Ansel. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi hal 376-382).
            Bahan-bahan yang diperlukan ditambahkan dalam pembuatan emulsi, antara lain :
a.       Bahan pengemulsi sebagai emulgator
Untuk mencegah koalesansi sehingga tetesan besar menjadi tetesan kecil.
b.      Bahan pengemulsi sebagai surfaktan
Untuk mengurangi tegangan permukaan antara fase eksternal sehingga proses emulsifikasi dapat ditingkatkan.
c.       Pengental
Untuk mempengaruhi kestabilan emulsi.
d.      Pengawat
Ditambahkan untuk semua jenis emulsi terutama emulsi minyak dalam air karena kontaminan fase dan air mudah terjadi.
e.       Zat-zat tambahan
Pemanis, pewarna, dan pewangi (Howard C. Ansel. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi).
            Macam- macam emulgator yang digunakan adalah :
a.       Emulgator alam (tumbuhan, hewan, tanah mineral) :
v  Diperoleh dari alam tanpa melalui proses
            Contoh :
            Gom arab
            Tragacanth
            Agar-agar





v  Emulgator dari hewan
Contoh :
Chondrus
Pectin
Metil selulosa
CMC
Kuning telur
Adeps lanae
v  Emulgator alam dari tanah mineral
Contoh :
Magnesium
Aluminium silikat
Veagum
Bentonit
b.      Emulgator buatan, dibuat secara sintetis
Contoh :
Sabun
Tween 20, 40, 60, 80
Span 20, 40, 80
Zat pengemulsi adalah PGA, Tragatan, gelatin S dan lain-lain
            Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas emulsi adalah :
a.       Tegangan antar muka rendah
b.      Kekuatan mekanik dan elastisitas lapisan antar muka
c.       Tolakkan listrik double layer
d.      Relatifitas fase pendispersi kecil
e.       Viskositas tinggi


BAB III
MATERI PRAKTIKUM
A.      Resep Asli
1.      Resep nomor 11
                                 Dr.Dina Andriana
                               SIP : 2890/SIP/2005
                           jl. Farmaka no.10 Kendari
                           No.telpon :082345111924
Kendari, 2 Desember 2007
No. 11
R/ Minyak Ikan                  50
     PGA                              15
     Agua                              37,5
     Oleim cinnamomi            4 tetes
     m.f Emulsi
     S. 1 dd cth 1
                                            did
     Pro : Andi Rahmasurya









B.       Kelengkapan Resep
                                 Dr.Dina Andriana
                               SIP : 2890/SIP/2005
                           jl. Farmaka no.10 Kendari
                           No.telpon :082345111924
Kendari, 2 Desember 2007
No. 11
R/ Minyak Ikan                  50
     PGA                              15
     Agua                              37,5
     Oleim cinnamomi          4 tetes
     m.f Emulsi
     S. 1 dd cth 1
                                            Did

     Pro            : Andi Rahmasurya
     Alamat      : Perumnas Poasia
     No.telp      : 085255245382  

                                                                               Paraf dokter








C.      Masalah dan Penyelesaian Masalah
1.      Masalah
a.         Pembuatan corpus emulsi
b.         Penimbangan resep
2.      Penyelesaian masalah
a.       Pembuatan corpus emulsi
1 bagian emulgator : 1,5 bagian air : 2 bagian minyak
Maka 2 bagian minyak dicampur dengan 1 bagian emulgator lalu diaduk cepat dan kuat hingga terbentuk corpus emulsi, sambil diaduk terus hingga diperoleh emulsi yang homogen.
b.      Penimbangan bahan
Mengalihkan jumlah sediaan yang akan dibuat dengan gram dosis pada resep.













D.      Uraian Bahan
1.      Minyak ikan (FI Edisi III 1979 : 457)
Nama resmi                 : Oleum lecoris
Sininim                        : Minyak ikan
Pemberian                   : Cairan, kuning pucat, bau khas, agak manis, tidak
                                       tengik, rasa khas
Kelarutan                    : Sukar larut dalam etanol (95%) P, mudah larut
                                      dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam eter
                                      minyak tanah p.
Penyimpanan               : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh,
                                      terlindung dari cahaya.
K/P                              : Sumber vitamin A dan vitamin B

2.      Oleum cinnamomi (FI Edisi III 1979 : 454)
Nama rasmi                 : Oleum cinnamomi
Sinonim                       : Minyak kayu manis
Pemberian                   : Cairan, suling segar berwarna kuning, bau dan rasa
                                      khas, jika disimpan dapat menjadi coklat
                                      kemerahan
 Kelarutan                   : Dalam etanol laritkan 1 ml 8 ml etanol 70%,
                                      opalesensi yang terjadi tidak lebih kuat dari
                                      opalesensi larutan yang dibuat dengan
  menambahkan 0,5 ml perak nitrat 0,1 M kedalam
  campuran 0,5 ml natrium klorida 0,002 M dan 50
  ml air.






3.      PGA (FI Edisi III 1979 : 279)
Nama resmi                 : Gummi acasia
Sinonim                       : Gom arab/gim akasia
Pemberian                   : Hampir tidak berbau, rasa tawar seperti lendir
Kelarutan                    : Mudah larut dalam air, menghasilkan larutan yang
                                      kental dan tembus cayaha. Ptaktis tidak larut dalam
                                      etanol (95%) P.
Penyimpanan               : Dalam wadah tertutup baik
K/P                              : Zat tambahan/Emulgator

4.      Aquadest (FI Edisi III 1979 : 96)
Nama resmi                 : Aqua dastilata
Sinonim                       : Air suling
BM                              : 18,00
RM                              : H20
Pemberian                   : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan
                                       tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan               : Dalam wadah tertutup rapat
K/P                              : Pelarut, zat tambahan












E.       Perhitungan Bahan
1.      Minyak ikan                = 1   x   50 gram    =   25 gram
                                       2                  
2.      PGA                            =  1   x   15 gram    =   7,5 gram
                                        2
3.      Aqua                           =  1   x   37,5 gram =   18,75 gram
                                        2
4.      Oleum cinnamomi       =  1   x   4 tetes       =   2 tetes
                                        2

Perbandingan bahan
 Emulgator                   Air                   Minyak
     1                              1,5                       2
     7,5                           11,25                   15
Perhitungan
a.     Emulgator       = 1 x PGA = 1 x 7,5  = 7,5 gram
b.    Air                   = Emulgator x Air      = 7,5 x 1,5 = 11.25 gram
c.     Mintak             = Emulgator x mintak = 7,5 x 2   =  15 gram
Sehingga
a.       Minyak            = 35 + 2 = 27 gram
b.      Air                   = 18,75 gram
           Berdasarkan penimbangan bahan yang telah dilakukan emulsi tersibut adalah emulsi minyak dalam air (M/A) karena jumlah fase minyak lebih banyak di bandingkan dengan jumlah fase air.



F.   Cara Kerja
1.      Dibuat corpus emulsi dengan cara dimasukkan minyak 25 gram kedalam mortir yang kering, lalu ditambah PGA 7,5 gram diaduk hingga homogen.
2.      Ditambah air sebanyak 11,25 ml sekaligus, diaduk cepat sampai terbentuk korpus.
3.      Ditambahkan sisa air sedikit demi sedikit, lalu dimasukkan kedalam botol dan ditambahkan oleum cinnamomi kemudian diberi etiket warna putih.
















G.         Etiket
            Apoteker Mandala Maluya Farma
            Jl.A.H, Nasution G37. Kota Kendari
           Apoteker : Jastria Pusmarani,M.sc.,Apt
                  No.Sipa : 15/Dkk/V/2015/001
                                                Tgl 22 November 2010
No.                : 11
Untuk            : Andi Rahmasurya
Aturan pakai :  1        x sehari       1

                Sebelum/Sesudah Makan

Kocok Dahulu






















A.      Resep Asli
I.       Resep Nomor 12
                                Dr.Rima Harnaning
                               SIP : 1239/SIP/2007
                             jl. Finlandia no.10 Kendari
Kendari, 2 November 2009
No. 11
R/ Oleum lecoris asseli      2,5
     PGA                              7,5
     Gliceryn                         2,5
     Agua                              18,75
     m.f Emulsi
     S. 2 dd cth 1
                                            
     Pro : Jasminah (9 thn)











B.       Kelengkapan resep
                                Dr.Rima Harnaning
                               SIP : 1239/SIP/2007
                             jl. Finlandia no.10 Kendari
                             No.telpon : 082345111924
Kendari, 2 November 2009
No. 11
R/ Oleum lecoris asseli      2,5
     PGA                              7,5
     Gliceryn                         2,5
     Agua                              18,75
     m.f Emulsi
     S. 2 dd cth 1
                                           
     Pro          : Jasminah (9 thn)
     Alamat    : Perumnas Poasia
     No.telp    : 082345111994

                                                                              Paraf dokter








C.      Masalah dan Penyelesaian Masalah
1.      Masalaha
a.       Pembuatan corpus emulsi
b.      Penimbangan resep
2.      Penyelesaian masalah
a.       Pembuatan corpus emulsi
                 1 bagian emulgator : 1,5 bagian air : 2 bagian minyak
Maka 2 bagian minyak dicampur dengan 1 bagian emulgator lalu diaduk  cepat dan kuat hingga terbentu korpus emulsi, sambil diaduk terus hingga diperoleh emulsi yang homogen.
b.      Penimbangan bahan
     Mengalihkan jumlah sediaan yang akan dibuat dengan gram dosis pada resep.











D.      Uraian Bahan
1.      Oleum cinnamomi (FI Edisi III 1979 : 454)
Nama rasmi                 : Oleum cinnamomi
Sinonim                       : Minyak kayu manis
Pemberian                   : Cairan, suling segar berwarna kuning, bau dan rasa
                                      khas, jika disimpan dapat menjadi coklat
                                      kemerahan
 Kelarutan                   : Dalam etanol laritkan 1 ml 8 ml etanol 70%,
                                      opalesensi yang terjadi tidak lebih kuat dari
                                      opalesensi larutan yang dibuat dengan
  menambahkan 0,5 ml perak nitrat 0,1 M kedalam
  campuran 0,5 ml natrium klorida 0,002 M dan 50
  ml air.

2.      Glycerin (FI Edisi III 1979 : 271)
Nama resmi                 : Glycerolum
Sinonim                       : Gliserol
Pemberian                   : Cairan seperti sirup, jernih, tidak berwarna,
                                      higroskopik, jika disimpan beberapa lama pada
                                      suhu rendah dapat membentuk massa hablus tidak
                                      berwarna yang tidak melebur hingga suhu
                                      mencapai lebih kuran 20%.
Kelarutan                    : dapat dicampur dengan air, dan dengan etanol
                                      (95%) P, praktis tidak larut dalam kloroform P,
                                      dalam eter P dan dalam minyak lemak.
Penyimpanan               : Dalam wadah tertutup baik
K/P                              : Zat tambahan




3.      PGA (FI Edisi III 1979 : 279)
Nama resmi                 : Gummi acasia
Sinonim                       : Gom arab/gim akasia
Pemberian                   : Hampir tidak berbau, rasa tawar seperti lendir
Kelarutan                    : Mudah larut dalam air, menghasilkan larutan yang
                                      kental dan tembus cayaha. Ptaktis tidak larut dalam
                                      etanol (95%) P.
Penyimpanan               : Dalam wadah tertutup baik
K/P                              : Zat tambahan/Emulgator

4.      Aquadest (FI Edisi III 1979 : 96)
Nama resmi                 : Aqua dastilata
Sinonim                       : Air suling
BM                              : 18,00
RM                              : H20
Pemberian                   : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan
                                       tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan               : Dalam wadah tertutup rapat
K/P                              : Pelarut, zat tambahan












E.       Perhiungan Bahan
1.      Oleum lecoris asseli     = 1 x 2,5 gram     = 2,5 gram
2.      PGA                            = 1 x 7,5 gram     = 7,5 gram
3.      Glycerin                      = 1 x 2,5 gram     = 2,5 gram
4.      Aqua                           = 1 x 18,75 gram = 18,75 gram
Perbandingan bahan :
PGA                   Air                      Minyak
 1                         1,5                          2
 7,5                     11,25                      15
Perhitungan bahan   :
PGA          = 1    x 7,5 gram = 7,5 gram
Air             = 1,5 x 7,5 gram = 11,25 gram
Minyak      = 2 x 7,5 gram    = 15 gram
Sehingga :
Minyak      = 2,5 gram + 2,5 gram = 6,25 gram
Air             = 18,75 gram
                  Berdasarkan penimbangan yang dilakukan emulsi tersebut adalah emulsi air dalam minyak (A/M) karena jumlah air lebih banyak dari jumlah minyak.




F.       Cara Kerja
1)      Dibuat corpus emulsi dengan cara dimasukkan minyak 2,5 gram kedalam mortir yang kering, lalu ditambahkan PGA 7,5 gram diaduk hingga homogen.
2)      Ditambahkan aqua sebanyak 1,5 sekaligus, diaduk cepat sampai terbentuk korpus kemudian ditambahkan glycerin 2,5 gram.
3)      Ditambahkan sisa air sedikit demi sedikit, lalu dimasukkan kedalam botol ditambahkan oleum cinnamomi lalu diberi etiket warna putih.















G.      Etiket
            Apoteker Mandala Maluya Farma
            Jl.A.H, Nasution G37. Kota Kendari
           Apoteker : Jastria Pusmarani,M.sc.,Apt
                  No.Sipa : 15/Dkk/V/2015/001
                                                  Tgl 2 November 2009
No.                : 12
Untuk            : Jasminah (9 thn)
Aturan pakai :  2        x sehari       1

                Sebelum/Sesudah Makan

Kocok Dahulu















DAFTAR PUSTAKA
a.       Ansel,H.C.1989.Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV.Universitas Indonesia:Jakarta
b.      Dirjen POM.1979.Farmakope Indonesi Edisi III.DEPKES RI:Jakarta
c.       Dirjen POM.1995.Farmakope Indonesi Edisi IV.DEPKES RI:Jakarta
d.      Lachman,Leon.D.1994.Teori dan Praktek Farmasi Industri II Edisi III.Universitas Indonesia:Jakarta
e.       Wade,Ainley and Paul J.weller.1994.Handbook of Pharmacuotical Excipients Edisi II.The Van Pain C.F.R:London

Tidak ada komentar:

Posting Komentar